Langsung ke konten utama

Postingan

𝚙𝚞𝚒𝚜𝚒, 𝚜𝚊𝚔𝚊𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐

Kalimat kalimat sufi merebak Bak debu, beterbangan menghiasi alam Ada yang keluar dari mulut harimau, pun Budha bertapa Kulumat jemari, jerih kubayar tunai..  Kusangka usai, katanya Hanya dengan doa, timpalnya Jemari berdarah koyak Tuhan tak adil Terkepal kemudian tinju menyeruak diantara debu Kulihat kumpulan syair sufi Hanya karangan para nabi Kulumat jemari dalam perut Kuusaikan berbuat budi Hanya janji yang tak pasti, demikian teriaknya Tak hanya satu, banyak kaumku terbunuh Kalimat sufi hanya kiasan takdir bagi pembawa roti Bagiku, hanya sepiring basi Cuih..  Semakin dalam teriakan semakin nyaring Lalu diam tersekat dalam bathin Menyanyikan lagu pedih Ulir ulir linang, genang diatas telapak pipi Jauhkan aku dari fikir ku, ucapnya Lalu tertelungkup dalam kubang, menenggelamkannya lalu terasa dingin..  Kaku, temui ajal Blm saat mati, kembalilah menikmati basi tanpa keluh Janji pasti terbayar tunai, hanya saja, iklasmu penuh..  Sabdanya..  Sakambang Bali, 16'6'202

Pusai Kerinduan: Jurnal Puspahyang

Telah lama kupendam Rasa kerinduan Sendirian Bahkan engkau tak perduli Meskipun berusaha merapatkan hati Engkau menghindar Seakan aku adalah musuh Seakan bumerang dalam kehidupanmu Atau sekadar benalu Aku tak ingin Engkau berdiam diri Setelah kita sejauh ini Jika ada masalah katakan Agar segalanya plong Tanpa harus menutupi Agar damai menyertai Bernafas dengan lega Tiada tanggungan lagi Bali, 10 April 2021      Click

Puisi Bonsai| Mata Hati

Mata hati Tertutup debu dosa Hidayah raib Kembalilah Kesempatan masih ada Tiba waktunya Engkau pulang Ke pangkuan Tuhan semesta Menyatukan jati diri Tangan selalu terbuka Untuk memelukmu Dalam keindahan syurga M, 10 April 2021      Kunjungi

PERTARUHAN ABADI

Hey Gustaf, percayakah kau pada angin yang membawamu? Aku bingung menanyakannya pada siapa Aku sendiri, paham sendiri, dan tau juga sendiri Pahamkah kau Gustaf? Aku hanya sendiri Pendirianku dan juga pribadiku Aku abadi Gustaf, dalam hatiku.. Dan ya .. Dalam pencerahan yang kumiliki Dalam pencarian yang kulakukan Sering sekali terlihat dalam kebingungan, dalam kenestapaan dan juga keputusasaan.. Aku tau Gustaf, aku hanya sendiri.. Berlinang dalam kubang dan juga dalam keindahan derai Kuakui, aku tidak memilikimu Menemanimu, membersamaimu Tapi aku yakin, kau selalu ada untukku bersamaku Kau Gustafku Keinginan dan juga pikiranku.. Berdaya tanpamu, berdaya tiada milikimu... Dalam hatiku, selalu *Percayakukarenamu, Gustaf "Berlinangan dalam pikir dan juga hatiku, salahku.." Gustaf diam Hanya mendengar Sesekali memeluk, menenangkan "Diam", katanya sampai aku tertidur lelap.. jurnalpuspahyang.blogspot.com Jangan lupa, kunjungi juga: artikelartikelterbaru.blogs

Remah mimpi

Sebungkus cemilan malam Terakhir kali aku masih memunguti remah remah puisi yang tercecer dari bagian bagian tak terelak  Sejenak memandangi tiap bait bagain yang kutandai titik dan koma Ada beberapa kata seru juga pertanyaan dibagian lain Kutakut kehilangan, bagian bagian remah meski sekecil apa Itu kenangku Itu jiwaku  Meski kecil,bau dan basi tetap bagianku Aku sadar,  secercah garis, meski miring atau sejajar akan tetap menjadi batas, dimana setiap kata akan senantiasa kujaga menjadi kalimat sempurna.. *Bahagiadalahpilihan,kataku Menjadikannya milik hanya terletak dimana penerimaan dan penolakan berasalnya.. Remah itu begitu indah, damai dan membahagiakan, bagi semut , juga aku

Manusia Tak Bernyawa

jurnalpuspahyang.blogspot.com Mestinya aku sadar, saat memutuskan mengikat tali pernikahan, memutuskan mulai sebuah hubungan aku telah dengan iklas "meniadakan kebebasan"ku sebagai individu. Terlebih setelah memiliki status dan juga kewajiban memiliki anak dan juga suami yang terikat erat dengan tradisi dan juga lingkungan sosial yang ada.  jurnalpuspahyang.blogspot.com Jika kemudian tak ada yang bisa kulakukan, lebih hanya sebagai sebuah kesadaran bahwa aku harus mengedepankan semua yang mengingatku itu, baru kemudian melakukan apa yang ingin aku lakukan untuk memenuhi keinginanku sebagai sebuah individu.  Aku salah? Tidak. Seratus persen manusia bernama perempuan akan melakukan hal itu baik secara iklas maupun "keterpaksaan iklas" hanya karena kodrat yang senantiasa didengung dengungkan masyarakat yang "bijaksana" itu.  Bijaksana dalam tanda kutip karena kurasa tak ada yang pernah memiliki perasaan  bahwa itu hanya berlaku sepihak. Perasaan s

Agama dan Kebaikan

Kebaikan bukan karena satu agama. Setiap orang baik bukan karena satu agama. Lintas agama juga bisa menjadi orang baik. Bahkan terkadang orang yang beda agama lebih baik daripada satu agama. Banyak hitunghitungan dan selalu ingin merendahkan. Lintas agama bukan jaminan kebaikan seseorang. Apapun agamanya jika orang tersebut punya pondasi kebaikan dari dalam ruhnya, maka dia tidak akan menjadi buruk. Alasan perbedaan hanya sekilas saja. Dia akan cenderung mempunyai nilai toleransi yang tinggi. Kebaikan yang murni berasal dari hati yang bersih. Terkadang meskipun satu agama mereka tidak perduli dengan keadaan kita. Justru yang berbeda agama tampil menolong kita yang dalam keadaan susah. Hal yang perlu kita kaji adalah, agama bukanlah penentu seseorang menjadi baik. Tapi agama hanya mengatur hukum kehidupan untuk menjadi lebih baik. Perduli pada sesama bukan karena perbedaan agama.  Setiap agama mengajarkan kebaikan. Tergantung umatnya bagaimana menyerapnya. Atau malah mengaba

Bunuh Diri

Gaes, dalam hidup loe pernah ga sie berada pingin banget mati. Mati pokoe, ga ada jalan lain, buntu ..dan serasa klo ga mati ga bakal selesai masalah yang loe hadapi.  jurnalpuspahyang.blospot.com Malah sering dalam beberapa kejadian gw sendiri ngalaminya bahkan dipuncak keputusasaan selalu kepikiran ,klo gw mati enak kale ya, gosah mikir aneh aneh, gosah ada usaha buat ngapain gitu ..pokoe dalam pikiran, mati itu adalah sebuah jalan akhir untuk mengakhiri kejenuhan hidup. Kemudian seiring perjalanan mencari mati itu, gw ngalami semacam pencarian, mati itu enaknya diapain ya? .. Dibacok pake piso sendiri tepat dijantung, ato gores nadi ditangan, ato gorok leher..atau malah nyeburin diri dilaut?.. Ngebayanginnya kemudian.. Iya klo mati, klo ga? ..hahhaha....jadi malu sendiri ingat ingat kejadian itu.. Mang klo belum waktunya bisa mati gitu? Belum lagi klo pas bacok jantung eh malah nyerempet doang, mati ga, sakit iya..belum lagi yang nemuin kita begitu, trus bawa kita keruma

Potongan Kisah

Aku melihat kalian, berjalan bersisian meski tak saling sapa. Aku yakin aku tau sesuatu, tapi kalian seolah meragukanku mengamati tindak tanduk kalian.  jurnalpuspahyang.blogspot.com Ketika kulihat tatapan kalian, aku merasakan getaran itu ada. Kau dengan senyum pahit meniadakan getaran rasa sayangmu yang dulu ada, dia menyiratkan kerinduan meski dalam kemarahan dan kekecewaan yang sangat. Aku diantara kalian, berjalan bersisian. Melihat kearahmu dan isyaratkan cinta meski dengan segenap ketakutan dan kekawatiran.. Kulihat dimatamu dengan sekian banyak kepalsuan juga dusta diantara pijar cinta yang sangat kentara.  jurnalpuspahyang.blogspot.com Berdua kita bersisian, dijalan yang sama sama entah sampai dimana mampu menyisi.. Aku tetap bersamaimu, kata katamu meyakinkan aku. Kulihat mata sebelahku mendelik, aku bagaimana? Aku hanya berusaha tak meniadakannya jua tak membuatnya selalu ada tetapi kenyataanya dia ada, bersisian denganmu dan disebelahku. Kita beriringan meski di

Pelarian...

Pernah ga sie merasa jenuh dengan pasangan?  Pacar, suami,istri,temen,sahabat atau bahkan kedua orangtua? Kupikir itu suatu hal yang wajar dan ga salah. Pada kesempatan ini aku ingin sekali membagikan "kekurangajaran"ku ini tentang orang orang yang disuatu waktu pernah dirasakan sangat nyebelin,rese,dan sangat ga banget diajak berdiskusi.. jurnalpuspahyang.blogspot.com Seperti saat ini. Aku padahal ga terlalu merasa sie klo pasanganku lagi bikin ulah k aku, tepatnya aku yang bikin ulah pada pasanganku. Aku ngerasa semakin hari semakin ga ada bahan untuk didiskusikan secara asik dengannya, entah jenuh entah bosen padahal kami sdh bersama melewati fase pernikahan selama kurang lebih dua puluh lima tahun.  Setiapkali aku merasa jenuh seperti saat ini, bawaannya pingin diem aja, malas debat. Semua kerjaan kuambil agar ga ada satupun kewajiban terbengkalai dan tak ada kesempatan buat dia buat nyalahin aku.  Kesempatan diem dieman ini kupakai untuk menulis. Di FB,diwa j