Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

Remah mimpi

Sebungkus cemilan malam Terakhir kali aku masih memunguti remah remah puisi yang tercecer dari bagian bagian tak terelak  Sejenak memandangi tiap bait bagain yang kutandai titik dan koma Ada beberapa kata seru juga pertanyaan dibagian lain Kutakut kehilangan, bagian bagian remah meski sekecil apa Itu kenangku Itu jiwaku  Meski kecil,bau dan basi tetap bagianku Aku sadar,  secercah garis, meski miring atau sejajar akan tetap menjadi batas, dimana setiap kata akan senantiasa kujaga menjadi kalimat sempurna.. *Bahagiadalahpilihan,kataku Menjadikannya milik hanya terletak dimana penerimaan dan penolakan berasalnya.. Remah itu begitu indah, damai dan membahagiakan, bagi semut , juga aku

Paruh Tak Bernyawa

Paruh paruhnya kubuka Kutuang sedikit anggur, marah Kubuka dan kucoba lagi, kali ini hanya setetes madu jurnalpuspahyang.blospot.com Dia mengangguk dan minta lagi Kubagi untuk yang lain, kataku Kuminta yang kau pegang, katamu Ini hanya secangkir air, maukah? Kubuka segel penutup madu, kutuang didalam air yang hanya secangkir penuh.. Ini, kusodorkan, seteguk kau buang Cuih..ini air, bukan madu Aku beri kau madu setetes, kataku Kau tak memberi madu, itu air, katamu marah jurnalpuspahyang.blospot.com Kau tak lihat kutuang madu dalam air tadi? Kuhanya melihat kau beri aku secangkir air, tanpa madu.. Kuulangi lagi Kali ini kau lihat baik baik.. Madu kutuang.. Lihatlah ia mencampur bersama secangkir air dan kau marah karena tak cicipi rasanya... Madu tetap madu, hanya kadang tak tercicipi karena kau terlalu bertumpu pada air yang secangkir yang terteguk dan kau lupa manisnya... Madu akan selalu terasa manis Begitu pula aku yang selalu sama seperti dulu Meskipun rasa sakit telah k