Langsung ke konten utama

PERTARUHAN ABADI

Hey Gustaf, percayakah kau pada angin yang membawamu?
Aku bingung menanyakannya pada siapa
Aku sendiri, paham sendiri, dan tau juga sendiri

Pahamkah kau Gustaf?
Aku hanya sendiri
Pendirianku dan juga pribadiku
Aku abadi Gustaf, dalam hatiku..
Dan ya ..

Dalam pencerahan yang kumiliki
Dalam pencarian yang kulakukan
Sering sekali terlihat dalam kebingungan, dalam kenestapaan dan juga keputusasaan..

Aku tau Gustaf, aku hanya sendiri..
Berlinang dalam kubang dan juga dalam keindahan derai
Kuakui, aku tidak memilikimu
Menemanimu, membersamaimu
Tapi aku yakin, kau selalu ada untukku bersamaku

Kau Gustafku
Keinginan dan juga pikiranku..
Berdaya tanpamu, berdaya tiada milikimu...
Dalam hatiku, selalu

*Percayakukarenamu, Gustaf

"Berlinangan dalam pikir dan juga hatiku,
salahku.."

Gustaf diam
Hanya mendengar
Sesekali memeluk, menenangkan

"Diam", katanya sampai aku tertidur lelap..

Jangan lupa, kunjungi juga:artikelartikelterbaru.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia Tak Bernyawa

jurnalpuspahyang.blogspot.com Mestinya aku sadar, saat memutuskan mengikat tali pernikahan, memutuskan mulai sebuah hubungan aku telah dengan iklas "meniadakan kebebasan"ku sebagai individu. Terlebih setelah memiliki status dan juga kewajiban memiliki anak dan juga suami yang terikat erat dengan tradisi dan juga lingkungan sosial yang ada.  jurnalpuspahyang.blogspot.com Jika kemudian tak ada yang bisa kulakukan, lebih hanya sebagai sebuah kesadaran bahwa aku harus mengedepankan semua yang mengingatku itu, baru kemudian melakukan apa yang ingin aku lakukan untuk memenuhi keinginanku sebagai sebuah individu.  Aku salah? Tidak. Seratus persen manusia bernama perempuan akan melakukan hal itu baik secara iklas maupun "keterpaksaan iklas" hanya karena kodrat yang senantiasa didengung dengungkan masyarakat yang "bijaksana" itu.  Bijaksana dalam tanda kutip karena kurasa tak ada yang pernah memiliki perasaan  bahwa itu hanya berlaku sepihak. Perasaan s

Puisi Bonsai| Mata Hati

Mata hati Tertutup debu dosa Hidayah raib Kembalilah Kesempatan masih ada Tiba waktunya Engkau pulang Ke pangkuan Tuhan semesta Menyatukan jati diri Tangan selalu terbuka Untuk memelukmu Dalam keindahan syurga M, 10 April 2021      Kunjungi