Langsung ke konten utama

Postingan

Potongan Kisah

Aku melihat kalian, berjalan bersisian meski tak saling sapa. Aku yakin aku tau sesuatu, tapi kalian seolah meragukanku mengamati tindak tanduk kalian.  jurnalpuspahyang.blogspot.com Ketika kulihat tatapan kalian, aku merasakan getaran itu ada. Kau dengan senyum pahit meniadakan getaran rasa sayangmu yang dulu ada, dia menyiratkan kerinduan meski dalam kemarahan dan kekecewaan yang sangat. Aku diantara kalian, berjalan bersisian. Melihat kearahmu dan isyaratkan cinta meski dengan segenap ketakutan dan kekawatiran.. Kulihat dimatamu dengan sekian banyak kepalsuan juga dusta diantara pijar cinta yang sangat kentara.  jurnalpuspahyang.blogspot.com Berdua kita bersisian, dijalan yang sama sama entah sampai dimana mampu menyisi.. Aku tetap bersamaimu, kata katamu meyakinkan aku. Kulihat mata sebelahku mendelik, aku bagaimana? Aku hanya berusaha tak meniadakannya jua tak membuatnya selalu ada tetapi kenyataanya dia ada, bersisian denganmu dan disebelahku. Kita beriringan meski di

Pelarian...

Pernah ga sie merasa jenuh dengan pasangan?  Pacar, suami,istri,temen,sahabat atau bahkan kedua orangtua? Kupikir itu suatu hal yang wajar dan ga salah. Pada kesempatan ini aku ingin sekali membagikan "kekurangajaran"ku ini tentang orang orang yang disuatu waktu pernah dirasakan sangat nyebelin,rese,dan sangat ga banget diajak berdiskusi.. jurnalpuspahyang.blogspot.com Seperti saat ini. Aku padahal ga terlalu merasa sie klo pasanganku lagi bikin ulah k aku, tepatnya aku yang bikin ulah pada pasanganku. Aku ngerasa semakin hari semakin ga ada bahan untuk didiskusikan secara asik dengannya, entah jenuh entah bosen padahal kami sdh bersama melewati fase pernikahan selama kurang lebih dua puluh lima tahun.  Setiapkali aku merasa jenuh seperti saat ini, bawaannya pingin diem aja, malas debat. Semua kerjaan kuambil agar ga ada satupun kewajiban terbengkalai dan tak ada kesempatan buat dia buat nyalahin aku.  Kesempatan diem dieman ini kupakai untuk menulis. Di FB,diwa j

Paruh Tak Bernyawa

Paruh paruhnya kubuka Kutuang sedikit anggur, marah Kubuka dan kucoba lagi, kali ini hanya setetes madu jurnalpuspahyang.blospot.com Dia mengangguk dan minta lagi Kubagi untuk yang lain, kataku Kuminta yang kau pegang, katamu Ini hanya secangkir air, maukah? Kubuka segel penutup madu, kutuang didalam air yang hanya secangkir penuh.. Ini, kusodorkan, seteguk kau buang Cuih..ini air, bukan madu Aku beri kau madu setetes, kataku Kau tak memberi madu, itu air, katamu marah jurnalpuspahyang.blospot.com Kau tak lihat kutuang madu dalam air tadi? Kuhanya melihat kau beri aku secangkir air, tanpa madu.. Kuulangi lagi Kali ini kau lihat baik baik.. Madu kutuang.. Lihatlah ia mencampur bersama secangkir air dan kau marah karena tak cicipi rasanya... Madu tetap madu, hanya kadang tak tercicipi karena kau terlalu bertumpu pada air yang secangkir yang terteguk dan kau lupa manisnya... Madu akan selalu terasa manis Begitu pula aku yang selalu sama seperti dulu Meskipun rasa sakit telah k

Senajan Rasa

Hari masih pagi Kuntul, merak melabuhkan kepak Menatap tanah dan mencakar  biji terbuang kulit, lalu makan jurnalpuspahyang.blospot.com Kulit terserak dijalanan Ada banyak semut gerogitinya lalu menuangkan rindu pada kebisnya.. Liang tempat sarang madu,  ratu mengerami telur Menetas ngengat dan membawa madu pulang Merak bertengger jauh didahan kecapi Meliuk indah tiada banding Murai berkicau jua, tiada sanding Bertalu, mengelu... lalu menciap anak minta makan Duhai, yang punya bulu halus selembut sutera, adakah makanan jatuh dari paruhmu yang elok lalu kau beri makan anak anakmu dengan cinta? Kurasa bukan itu yang kuingin, kata gagak Biarkan ia mati kelaparan Maka aku dan anakku yang berbulu hitam akan kenyang sampai fajar... jurnalpuspahyang.blospot.com *Katakan pada dunia, dimana batas keadilan? Kurasa tak ada..keadilan tak ada, hanya karma berjalan sesuai prosesnya Kulum senyum mengembang, maka duka hilang.. Kuntul bersolek kembali.. Merak diam mengepak juga tidak Hanya

Jurnal Puspahyang

Hari ini pertamakali menulis diblog. Kata temenku, disini kita bisa bebas menulis dan juga mengasah kemampuan dibidang tulis menulis. Katanya lagi, suatu saat mungkin juga akan jadi peruntungan buatku yang ga terlalu suka keluar rumah untuk mendapat penghasilan. Apa iya? Tetapi kurasa ga ada salahnya mencoba, siapa tau itu benar. jurnalpuspahyang.blospot.com Aku ini ibu rumah tangga biasa, ga cantik tapi lumayanlah klo dirata rata, ga kalah sama mba mba penjual cilok yang kata tetanggaku bahenol itu. Meski ya diakui aku juga ga sebahenol itu, hanya cukup punya sedikit bamper belakang yang rada bisa bikin celana nyangkut. Kurus ga, gemuk juga ga.. BB cm bisa dibilang ideal versi aku.. Rambut panjang sepinggang, yang klo digerai lumayan kek kuntilanak. Perawakan sedang, ga kalah pokoknya klo diajak pikul karung beras dan angkat galon. Kulit ga item item amat tapi jangan dibandingin Ama coklat pasti aku ga kalah, cm rada mirip.  jurnalpuspahyang.blospot.com Mung disawang dari