Langsung ke konten utama

Senajan Rasa

Hari masih pagi
Kuntul, merak melabuhkan kepak
Menatap tanah dan mencakar 
biji terbuang kulit, lalu makan

Kulit terserak dijalanan
Ada banyak semut gerogitinya lalu menuangkan rindu pada kebisnya..

Liang tempat sarang madu, 
ratu mengerami telur
Menetas ngengat dan membawa madu pulang

Merak bertengger jauh didahan kecapi
Meliuk indah tiada banding
Murai berkicau jua, tiada sanding
Bertalu, mengelu...

lalu menciap anak minta makan
Duhai, yang punya bulu halus selembut sutera, adakah makanan jatuh dari paruhmu yang elok lalu kau beri makan anak anakmu dengan cinta?

Kurasa bukan itu yang kuingin, kata gagak
Biarkan ia mati kelaparan
Maka aku dan anakku yang berbulu hitam akan kenyang sampai fajar...

*Katakan pada dunia, dimana batas keadilan?

Kurasa tak ada..keadilan tak ada, hanya karma berjalan sesuai prosesnya
Kulum senyum mengembang, maka duka hilang..

Kuntul bersolek kembali..
Merak diam mengepak juga tidak
Hanya mengawasi bulu, jangan sampai jatuh kedalam lubang lumpur...

Bali, 28/03/2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia Tak Bernyawa

jurnalpuspahyang.blogspot.com Mestinya aku sadar, saat memutuskan mengikat tali pernikahan, memutuskan mulai sebuah hubungan aku telah dengan iklas "meniadakan kebebasan"ku sebagai individu. Terlebih setelah memiliki status dan juga kewajiban memiliki anak dan juga suami yang terikat erat dengan tradisi dan juga lingkungan sosial yang ada.  jurnalpuspahyang.blogspot.com Jika kemudian tak ada yang bisa kulakukan, lebih hanya sebagai sebuah kesadaran bahwa aku harus mengedepankan semua yang mengingatku itu, baru kemudian melakukan apa yang ingin aku lakukan untuk memenuhi keinginanku sebagai sebuah individu.  Aku salah? Tidak. Seratus persen manusia bernama perempuan akan melakukan hal itu baik secara iklas maupun "keterpaksaan iklas" hanya karena kodrat yang senantiasa didengung dengungkan masyarakat yang "bijaksana" itu.  Bijaksana dalam tanda kutip karena kurasa tak ada yang pernah memiliki perasaan  bahwa itu hanya berlaku sepihak. Perasaan s

Puisi Bonsai| Mata Hati

Mata hati Tertutup debu dosa Hidayah raib Kembalilah Kesempatan masih ada Tiba waktunya Engkau pulang Ke pangkuan Tuhan semesta Menyatukan jati diri Tangan selalu terbuka Untuk memelukmu Dalam keindahan syurga M, 10 April 2021      Kunjungi

PERTARUHAN ABADI

Hey Gustaf, percayakah kau pada angin yang membawamu? Aku bingung menanyakannya pada siapa Aku sendiri, paham sendiri, dan tau juga sendiri Pahamkah kau Gustaf? Aku hanya sendiri Pendirianku dan juga pribadiku Aku abadi Gustaf, dalam hatiku.. Dan ya .. Dalam pencerahan yang kumiliki Dalam pencarian yang kulakukan Sering sekali terlihat dalam kebingungan, dalam kenestapaan dan juga keputusasaan.. Aku tau Gustaf, aku hanya sendiri.. Berlinang dalam kubang dan juga dalam keindahan derai Kuakui, aku tidak memilikimu Menemanimu, membersamaimu Tapi aku yakin, kau selalu ada untukku bersamaku Kau Gustafku Keinginan dan juga pikiranku.. Berdaya tanpamu, berdaya tiada milikimu... Dalam hatiku, selalu *Percayakukarenamu, Gustaf "Berlinangan dalam pikir dan juga hatiku, salahku.." Gustaf diam Hanya mendengar Sesekali memeluk, menenangkan "Diam", katanya sampai aku tertidur lelap.. jurnalpuspahyang.blogspot.com Jangan lupa, kunjungi juga: artikelartikelterbaru.blogs